Sabtu, 01 Desember 2012

Rumah Mewah dan Fasilitasnya, siapa yang menikmati?

Dulu saking seringnya nganter baju membuat saya keliling Jakarta kemana-mana.. :)
Keluar masuk apartemen dari yang standar sekelas rusun sampai suit yang mewah. Menikmati gedung-gedung rumah yang seperti lomba karya seni berpilar-pilar dan bertangga ulir marmer atau granit dan berkaca patri. Iseng-iseng akhirnya kemudian saya memperhatikan rumah-rumah mewah ini dan apartemen-apartemen yang berfasilitas lengkap...But..

Jumat, 24 Agustus 2012

Ketika Kpop dan Kdrama menyentuh pasar Dunia...

Wahh..ini topik yang sangat saya sukai saat ini...hahahaha... Siapa yang tidak tahu klo artis-artis Korea Selatan saat ini sedang menikmati hasil kerja keras promosinya selama bertahun-tahun belakangan ini? Ohya, saya menyebutnya kerja keras..karena mereka benar-benar berlatih secara ketat dan disiplin tinggi dengan resiko sanksi eliminasi yang berat pula jika mereka tidak bisa memenuhi kualifikasi dalam tenggat waktu yang ditetapkan.. No kidding, they really are working hard.. :)

Senin, 13 Agustus 2012

Era Digital Menumpulkan Otak?

Saat sedang mendengarkan lagu dari hp, saya tiba-tiba tersadar bahwa kemajuan teknologi yang sekarang serba canggih membuat kita semakin malas dan otak semakin tumpul akibat dimanja oleh berbagai kemudahan fitur. So?

Minggu, 12 Agustus 2012

Single Parent.. To Be or Not To Be..

Beberapa waktu lalu saya mendapat telepon yang mengejutkan. Seorang wanita meminta saya dengan sangat mendesak untuk mengajarkan tehnik desain dan jahit yang menjadi pekerjaan saya. Awalnya saya merasa terintimidasi dengan kalimat-kalimat yang dilontarkannya. Saat saya menolak secara halus dan mengatakan bahwa saya tidak memberi kursus baik privat maupun lembaga, ia mengatakan agar saya mulai berbuat amal dari sekarang supaya kelak bisa masuk surga. Ilmu itu untuk dibagi, begitu katanya waktu itu.

Senin, 23 Juli 2012

Komplitnya Fitur Blogspot Milik Google :)

Dulu pas awal-awal nge-blog saya sudah pernah nulis klo pake Blogspot lebih ok daripada pake WP terutama bagi pengguna awam yang ngga ngerti bahasa programming website seperti saya.. ^^ Tapi dulu pendapat saya itu sering dicemooh oleh teman-teman kenalan online yang rata-rata pintar mengoprek website sendiri. 

Namun sekarang ternyata terbukti bahwa semakin hari kedudukan Blogspot semakin kuat di index pencarian Google. Tentu saja dong, kan produk Google sendiri. Jadi, apa gunanya memiliki sebuah web yang cantik jika setiap hari harus berkutat dengan ranking pencarian yang ketat? Bukankah lebih baik memiliki sebuah weblog yang mudah dioperasikan dan diubah-ubah sesuai kemauan qt sendiri selaku penggunanya dan diindex oleh Google sebagai mesin pencari yang paling banyak digunakan orang? Itu juga yang menjadi dasar pemikiran saya ketika pertama kali saya menceburkan diri sebagai bagian dari Blogger.

Blogspot sekarang memiliki fitur yang tak kalah lengkap layaknya sebuah website pribadi. Yang menyenangkan, ada fitur mobile agar blog dapat diakses oleh smartphone atau tablet pc. Lalu ada jenis-jenis font yang unik dan ekspresif, membuat tulisan yang tampil jadi lebih eye catchy :) Selain itu analisis statistiknya sangat lengkap dan mendetail sehingga memudahkan qt untuk mengetahui darimana saja asal para pembaca qt dan apa browser yang mereka pakai bahkan jenis smartphone yang digunakan. 

Labih jauh lagi, template atau tema-tema blog yang tersedia secara default juga cukup beragam dari yang sifatnya statis hingga dinamis. Untuk yang sering mengoprek SEO, kini ada tautan permalink yang bisa dibuat sendiri nama URL-nya. Kurang lengkap? Masih ada postingan terjadwal...qt bisa menyetel kapan tulisan qt hendak diposting. Jadi apabila dalam sehari kebetulan senggang dan bisa menulis beberapa artikel, maka qt bisa mengatur agar postingan artikel tersebut tidak muncul sekaligus seabrek-abrek sekali tayang melainkan dapat dibagi secara teratur menjadi beberapa hari...  Sangat menyenangkan bukan? Selamat mencoba. Jangan khawatir, semuanya sudah dalam bahasa Indonesia koq.. (^__^)v

"Original blog posting and written by adhinatalia"
search me on any social media using my name
-adhinatalia-


Kecanduan Game Center?

Karena saya punya anak balita dan remaja, jadi sering juga mengajak mereka main di game-game center di beberapa mall untuk sekedar melepas kerutinan harian. Tanpa sadar atau mungkin karena kurang kerjaan, sambil menunggui anak-anak main saya jadi ikut mengamati ulah para pengunjung dan ragam mainan yang mereka mainkan. ^^

Kalau dipikir-pikir dan dicermati, ajang game center yang sedianya untuk area permainan anak-anak malah banyak dimainkan oleh orang tua loh. Bapak-bapak, tante-tante, cowo-cowo usia 27-30-an ke atas. Banyak yang keranjingan game yang kalau ditilik-tilik serupa dengan permainan judi. Serupa, namun jelas tak sama secara hasil kemenangannya tidak bisa ditukar dengan uang nyata melainkan hanya koin untuk main lagi.. :)) Rata-rata ini bisa ditemui pada mesin game koin jackpot atau yang khusus mengeluarkan kupon setelah tebak angka atau untung-untungan menembak bola pental. Koin yang mereka dapatkan bisa berkantong-kantong loh, seperti layaknya seorang pemain profesional mereka memainkan game-nya dengan sangat serius dan penuh perhitungan. 

Dan ya, banyak gamers dari berbagai rentang usia yang rupanya sangat keranjingan mengumpulkan kupon yang keluar dari mesin hingga ratusan lembar demi menukarnya dengan hadiah-hadiah di counter yang kalau saya lihat harga beli dengan harga tukar kuponnya rugi banget menurut kalkulasi saya sebagai Ibu Rumah Tangga yang perhitungan...hehehe..Ibu-ibu kan tau banyak soal harga barang...so jangan heran..

Bentuk permainan lain yang juga digemari rupanya adalah basket. Tau dong ini, melempar bola basketnya sudah seperti orang lari maraton. Sampe ngos-ngosan :))

Ada satu yang saya kagumi, dance floor. Game dancing ini klo yang mainnya pandai enak menontonnya. Tapi klo yang cuma bisa jedag-jedug ga puguh, hadeuuhhh....meskipun stepnya kena semua..bisa jebol itu mesin... Yang unik dari game ini beberapa waktu lalu saya sempat melihat permainan seorang pemuda berusia sekitar awal semester kuliah-lah..yang pandai memainkan kaki-kakinya dengan lincah di atas dance floor ini dalam hentakan musik cepat atau nge-beat. Dan hasilnya rata-rata Perfect! Waoww...hebat ya..dan selang beberapa waktu kemudian, eh, ketemu lagi sama orang ini di mall yang berbeda dan areanya satu sama lain cukup jauh. Ternyata dia juga menjajal game dancing di mall tersebut. Kali ini saya kebetulan melihat dia setelah memecahkan skor selalu memotret hasil yang nampak di layar dengan hp-nya. Wah, apa dia sedang adu jago dengan temannya? Saya tidak tau, tapi saya kira, anak muda ini cukup kecanduan ajang game center.. atau sebenarnya haus akan pengakuan prestasi... ^__^

"Original blog posting and written by adhinatalia"
search me on any social media using my name
-adhinatalia-



Selasa, 03 Juli 2012

Single Mom, Single Parent... Mompreneur!

Single Parent atau orang tua tunggal kini banyak dijumpai di kalangan masyarakat. Status single parent ini sebenarnya bukan hanya bagi mereka yang menghidupi anak atau keluarga tanpa pasangan hidup yang sah via pernikahan, melainkan juga mereka yang bercerai atau yang pasangan hidupnya telah meninggal.

Kebanyakan orang memandang status orang tua tunggal sebagai beban yang mengerikan. Rata-rata akan langsung terbayang segala macam masalah biaya dan emosional yang membentang di depan mata begitu ada kemungkinan terancam untuk menjadi orang tua tunggal. 

Sebenarnya, di dunia ini kita selalu memiliki pilihan termasuk cara  kita memandang persoalan hidup. Misalnya, alih-alih selalu mengalami KDRT ( Kekerasan Dalam Rumah Tangga ) mengapa kita tidak melihat peluang untuk bebas membangun hidup yang lebih baik terutama untuk keselamatan anak-anak kita? Bagaimanapun juga kehidupan yang penuh kekerasan dan ketidak bahagiaan akan sangat berpengaruh pada kesehatan mental dan fisik anak-anak serta diri sendiri. Daripada menyeret anak-anak yang tidak bersalah ke dalam kesengsaraan  dan pertengkaran tiada akhir bukankah akan lebih baik jika kita berdiri tegak dan berjuang untuk hidup yang lebih baik? Alasan jika berpisah kasihan anak-anak sebenarnya adalah alasan untuk melindungi diri sendiri dari ketakutan akan kesendirian. Dan itu bukanlah pilihan yang bijak untuk masa depan buah hati kita. :)

Jika biaya yang menjadi halangan, hadapilah dengan bijaksana. Misalnya, jika dengan bercerai lalu tidak dapat lagi menyekolahkan anak-anak di sekolah favorit ya terimalah dengan lapang dada. Sekolahkan mereka di tempat yang lebih terjangkau. Tidak usah pusingkan gengsi atau omongan orang lain, anggap saja ini batu loncatan. Kelak jika usaha atau kerja sudah lebih mapan, kehidupan yang dulu akan berangsur pulih atau bahkan menjadi lebih baik lagi. Salah satu teman saya yang S1 dan dulunya anak orang kaya pernah menjadi seorang tukang sampah demi menghidupi ibu dan adik perempuannya pasca perceraian kedua orang tuanya.  Kini dia sudah berhasil mendapat pekerjaan tetap di salah satu instansi pemerintah dan bahkan menikah serta membangun keluarga kecilnya sendiri. Itu hanya sebuah contoh keberanian membuang gengsi dan mengatasi masalah. 

Selain dengan bekerja pada perusahaan atau instansi, kita juga bisa berusaha secara mandiri untuk menjadi Mompreneur. Pikirkanlah apa yang bisa kita lakukan dengan modal seminim mungkin dan margin keuntungan yang cukup untuk awalnya. Misalnya dengan memproduksi makanan ringan, kerajinan tangan, berdagang atau membuka usaha jasa. Kita bisa memikirkan untuk membuka jasa merangkai bunga, ilustrator, konsultan, perancang, membuat setting grafis, menulis cerpen, menjadi penulis lepas, bahkan ada juga pekerjaan sebagai pendongeng! Dan bayarannya sungguh lumayan. Manfaatkan internet yang jangkauannya tak terbatas untuk mencari teman-teman baru yang bisa mendukung usaha dan mengajari pengetahuan yang dibutuhkan. Yakinlah segala sesuatu dapat digunakan dalam 2 cara, positif atau negatif. Pilihannya kembali kepada kita masing-masing. Terlebih lagi keuntungan terbaik sebagai Mompreneur adalah  kita akan mempunyai banyak waktu yang lebih fleksibel untuk mengurus anak-anak kita di rumah. 

Jadi kumpulkan semangat yang hancur karena badai cobaan. Percayalah tidak ada yang bisa diselesaikan oleh teriakan dan cacian. Dan percayalah, tidak ada masalah yang tidak bisa diatasi jika kita membulatkan tekad dan bertindak. Use your imagination. 

Terakhir namun paling penting, berdoalah! Mintalah bantuan kepada Tuhan, niscaya pintu akan dibukakan. Niat yang baik, pastilah akan didengar-Nya. Dan itu saya jamin bekerja :)

"Original blog posting and written by adhinatalia"
search me on any social media using my name
-adhinatalia-



Senin, 05 Maret 2012

Networking yang Not Working, salah kaprah :)

Banyak orang yang curhat pada saya seputar masalah networking ini. Keluhannya macam-macam; yang ga jalanlah, yang ngabisin uanglah, sampai yang berpengaruh pada gaya hidup hingga akhirnya terjerat hutang. ini gawat tentunya.

Sebenarnya apa sih yang dimaksud orang-orang dengan networking itu? 
Network itu artinya jaringan, tambahan-ing di belakang menandakan kata kerja yang sedang berlangsung. Jadi Networking artinya sedang membangun jaringan. Masalahnya jaringan apa yang sedang atau ingin dibangun? Disinilah saya merasa masalahnya berada. Kebanyakan orang hanya beranggapan bahwa jaringan itu artinya membangun pertemanan sebanyak-banyaknya. Terutama dengan orang-orang yang dianggap bisa membantu melancarkan kepentingan bisnis atau minimal bergerak di bidang usaha atau profesi yang sama. Orang-orang sibuk bergaul, menghadiri berbagai acara/ event, ikut perkumpulan atau asosiasi. Gathering, clubbing, meeting lalu menjadi agenda rutin. Cari relasi adalah alasan yang sering terlontar. Dan pastinya semua berkaitan dengan bisnis/ pekerjaan. Sampai-sampai semua dibela-belain, contoh nih..lagi ga punya duit minjem sama temen buat clubbing bareng si anu supaya dikenalin ke anu yang katanya mungkin bisa bantuin ngucurin dana anu... :p

Ga ada yang salah sih dengan semua itu, namun sebaiknya qt juga membuat prioritas. Jangan semua diikuti terutama yang tidak sesuai dengan gaya hidup dan kemampuan finansial. Untuk langkah awal, pikirkan the value of that network. Nilainya bukan banyaknya. Apa tujuan qt membangun hubungan relasi dengan orang-orang itu? Benarkah mereka bisa membantu, mau membantu dan menghargai qt untuk kualitas qt sendiri. Lebih penting lagi, punyakah qt kualitas yang pantas mereka hargai? Orang-orang bisnis secara jujur saya katakan lebih menghargai sebuah kualitas nyata daripada kata-kata sanjungan. Dan secara jujur juga saya katakan, mereka lebih tertarik pada situasi yang dapat memberikan keuntungan atau peluang bisnis untuk diri mereka sendiri daripada tawaran persahabatan yang tidak jelas. Jadi semuanya kembali ke value. Pahit sih, tapi kenyataannya memang begitu jadi sebaiknya mulailah memahami dan jangan cengeng dengan menjadi kecewa karena merasa tak dihargai. Karena bisnis bukanlah friendship. Don't take it personal.

Jadi dengan berpatokan pada penjelasan di atas, pikirkan ulang untuk apa qt membangun network ini. Pentingkah? Perlukah? Jika iya siapa yang sebaiknya dimasukkan ke dalam daftar networking saya? Jawaban yang tepat hanya qt sendiri yang tau, sebab bidang usaha yang berbeda-beda membutuhkan prioritas yang berbeda juga. Namun secara garis besar saya akan memberikan saran, bangunlah jaringan dengan orang-orang yang berbeda profesi dengan qt tapi bergerak di bidang bisnis yang sama.Loh, maksudnya? Gini deh, misalnya qm adalah Aktor, bangunlah networking dengan Sutradara, Produser, Screen Writer, TV Programmer, Advertiser, pemilik media ( TV, Radio, Cetak, Bioskop ), etc. Mereka bergerak di bidang yang sama yaitu film, sinetron, dimana qm memerlukan bantuan mereka untuk bisa tampil/ berakting. Dimana keahlian qm bisa terpakai dan menghasilkan. Inilah Networking yang benar. 

Berteman dengan sesama aktor bukanlah Networking. Berteman dengan sesama aktor pada akhirnya akan membawa qm kepada persaingan kerja/ performa. Iya kan? Jujur sajalah. Berteman dengan sesama profesi ini bukanlah networking melainkan harus dimasukkan ke dalam kategori pertemanan/ sosialisasi. Hubungan network yang salah dengan sesama profesi inilah yang seringkali berujung kekecewaan dan bahkan lebih sering menghambat usaha qt sendiri. Hubungan bisnis yang ga enak-ga enakan karena khawatir didepak dari komunitas, dimusuhi oleh teman, menyebabkan daya saing qt sendiri melemah dan mandek. Inilah yang sering rancu dipahami orang dan inilah awal dari Networking yang Not Working pada akhirnya.

Hal yang sama berlaku pada semua jenis usaha. Qm seorang penyanyi? Ber-networkinglah dengan Produser, Koreografer, Pengarang Lagu, Komposer, etc. Dengan sesama penyanyi? Jadikan mereka teman, dalam pengertian teman yang sebenarnya, tidak mengharapkan pamrih mereka agar mereka pun tak mengharapkan pamrih dari qm. Bersaing dengan mereka secara sehat, tetap bersolidaritas dalam artian positif. Dengan demikian qm pun bebas berkarya memajukan kreatifitas dan bisnismu sendiri tanpa beban harus mendengar, "Koq lu ga ngajak-ngajak gue sih?" :)


"Original blog posting and written by adhinatalia"
search me on any social media using my name
-adhinatalia-