Rabu, 30 Oktober 2013

Menjadi Orang Tua Tunggal Itu Bukan Kutukan..

Beberapa hari lalu saya mengantar seorang teman dari luar daerah pergi mencari buku ke Gramedia Matraman. Pas banget saat itu sedang ada bazaar buku murah. Ketika mengantri di kasir untuk membayar beberapa buku anak untuk si kecil, saya melihat orang di depan saya memborong buku2 karangan ROALD DAHL ( yang saya tau hanya Charlie and The Chocolate Factory ) berbox-box. Itu loh, buku2 yang dijual 1 seri dalam paketan box. Dan ia membayar murah sekali! Pandangan saya langsung tertumbuk pada serial Chicken Soup! Salah satu buku serial favorit saya sejak SMP. Sekilas melihat judul2nya saya yakin belum pernah memiliki judul yang sama di rumah. Tentu saja saya beli, dan harganya hanya 50 ribu saja untuk box berisi 6 judul! Bandrol aslinya 350 ribu! Pantas aja orang itu ngeborong banyak banget. Setelah sampai di rumah saya bongkar, meneliti bukunya satu demi satu dan menemukan 1 judul yang langsung menarik hati untuk dibuka perdana.. Chicken Soup for the Single's Soul! Saat itu saya berpikir, Apa sih yang kira2 bakal mereka tulis disini? Apa yang mereka tahu tentang menjadi Single?

Saya membaca dan membaca buku itu dalam beberapa hari ini. Tentang pasangan2 yang bercerai, wanita2 yang mendadak menjadi orangtua tunggal karena pasangan meninggal..dan dalam usia yang sudah tidak muda lagi, para ayah tunggal, para ibu tunggal, orang2 muda yang menemukan pasangannya secara tidak sengaja, orang2 yang diperlakukan hina, keluarga2 yang dianggap 'retak'.. anak2 dari para orangtua tunggal, dst..dst.. Sampai di satu titik hari ini dimana saya merasa alangkah indahnya, kisah2 itu nyata terjadi dan harus dibagi.. Semua kesulitan yang dirasakan oleh orang2 itu terlalu nyata dan benar untuk bisa dituduh sebagai rekaan.. Saya percaya kisah mereka memang benar terjadi.. Bahwa Tuhan itu ada dan juga menolong.. Sebab saya sendiri juga salah satu dari para ibu tunggal itu.. yang mengalami mukjizat-Nya.. :) dan yang mengerti semua permasalahan itu benar2 teralami dari reaksi emosi yang dituturkan..


Namun bukan buku ini yang ingin saya bahas, melainkan pengalaman sendiri.. Sebab saya tau, di luar sana masih banyak teman2 senasib, para orangtua tunggal yang mungkin membaca tulisan ini secara diam-diam.. memikul masalah yang sama diam-diam.. dan mungkin dengan rasa putus asa yang sama yang pernah saya alami..  Buku ini, hanya salah satu penguat.. salah satu penghiburan.. motivasi.. pembangkit semangat dan "Harapan". Dan Harapan inilah yang saya ingin teman2 single parent punyai..

Hal terberat menjadi orangtua tunggal adalah membagi prioritas antara mengurus anak2 terutama yang masih bayi sampai remaja dengan keharusan bekerja untuk mencari nafkah. Hal berikutnya adalah mengatasi kelelahan fisik dan mental yang luar biasa setelah bekerja habis2an dan masih harus mendengar anak2 bertengkar atau berbuat suatu kebodohan.. Hal berikutnya lagi adalah mengatasi rasa takut karena harus menghadapi apa2 sendirian.. Saya menjadi orang tua tunggal sejak anak2 saya masih berusia 6-7 thn. Saat itu saya benar2 sendirian. Tak ada pembantu, tak ada rumah yang layak, hanya 1 kamar kost.. tak ada keluarga. 

Saya pernah menangis frustasi dan sakit hati di pinggiran ITC Mangga Dua karena upah kerja yang tidak dibayarkan padahal saat itu tak ada uang untuk membeli sekadar makan malam untuk anak2 saya. Saya pernah menelpon dengan sisa2 recehan terakhir yang saya punya untuk meminjam sedikit uang dari seorang teman untuk membeli obat bagi anak saya yang sedang sakit..dan jawabannya adalah, Tidak. Padahal ia kaya. Saya pernah memilihi sayur2an rusak dan separo busuk di pasar hanya karena harganya sangat murah dan sesuai dengan kantong saya saat itu. Saya sering, menebalkan muka mengetuk kesana-sini bahkan kepada orang yang baru saya kenal seperti orangtua murid les saya, mencoba mencari sekadar pinjaman 10-20 ribu untuk melewati satu hari itu supaya anak2 saya bisa makan sampai upah kerja saya dibayar... Saya pernah meminjam uang kepada Pastur OFM untuk membayar uang kost..dan ia memberikannya walaupun beliau tidak mengenal saya sama sekali!  Saya warga baru di lingkungannya! Saya sering berjalan kaki kemana-mana di Jakarta ini sekadar menghemat ongkos 1000-2000. Saya bahkan membawa anak2 saya serta. Saya mengerjakan motean/payetan di malam hari, menjual nasi uduk di pagi hari dan memberi les privat di sore hari... Saya mau melakukan apapun, karena saya tahu anak2 bergantung hanya kepada saya.. Saat-saat itu, saya hanya punya Tuhan. Benar-benar hanya punya Tuhan. Hanya DIA sajalah yang tahu apa yang ada di hati saya yang hancur ketika itu.. dan dengan penguatan dari ayat2 dalam Injil saya bertahan, karena saya mempercayai janji Tuhan saya.. "Ketuklah, maka pintu akan dibukakan!" and believe me, I keep Knocking on Heaven's Door! :) meski dalam versi yang berbeda dengan milik Axl Rose.. 

Ketika tetangga yang jahat mengatai anak2 saya tak berbapa, kere ( melarat ), anak janda, saya menghibur mereka dengan mengatakan, "Ga apa2, mamah kan lagi berusaha..nanti kamu lihat aja.. dalam beberapa tahun ke depan kita sudah dimana, mereka akan masih di situ, berkutat dengan kehidupan mereka yang sempit seperti lingkaran setan." Dan hal itu kemudian terbukti. 

Saya mengajarkan kepada anak2 saya bahwa hidup itu pasti membaik jika terus diusahakan. Jangan pernah hilang harapan, bahkan di saat paling kelam sekalipun.. Sebab Tuhan itu baik, dan DIA mengenal kita dengan nama kita masing2 bahkan sebelum kita dilahirkan.. Saya terus mencoba mengajari anak2 saya macam2 hal tentang kehidupan, tentang orang2, tentang Iman, di sela-sela kehidupan kami yang tunggang langgang.. Ketika itu saya merasa percuma, merasa sia2..terus mengoceh seperti orang tolol..mencoba memberi pengertian kepada anak2 kecil yang terus melawan.. terus membantah.. Tapi saya percaya hal itu tetap harus dilakukan.. 

Hari ini saya bangga dengan anak2 saya yang kini menginjak remaja. Ternyata apa yang saya terus ingatkan pada mereka ada juga yang melekat meski belum betul2 kuat. :) Kini mereka tumbuh menjadi anak2 yang tangguh, cerdas dan rasional. Bagi saya itu sudah cukup memadai..

Hasil kerja keras memang tak pernah sia2. Kehidupan kami sekarang jauh dari kekurangan ( Terimakasih Tuhan! ) Tahun-tahun berikutnya sedikit demi sedikit masalah keuangan mulai teratasi. Saya tidak lagi bekerja untuk orang lain dan memulai usaha sendiri.. Saya mengembalikan uang Pastur OFM itu dan ia tertawa.. Beliau bahkan tidak pernah menagih.. :) Diberkatilah beliau karena saya tau persis tidak semua Pastur masih bisa seperti itu dalam menolong terutama orang asing.

Itu sebagian kisah saya dalam menapaki hidup sebagai orangtua tunggal hingga bisa seperti sekarang ini. Saya masih sendiri, masih bahagia, bahkan lebih bahagia daripada saat sebelum menjadi single parent. Masih terus membangun usaha agar lebih maju. Masih mengomeli anak2 saya agar lebih bijaksana menghadapi masalah2 mereka.. bedanya hanya, kini kami telah memiliki semua fasilitas yang diperlukan.. untuk hidup dengan baik.. :))

Jadi, jangan menyerah terhadap anak2 anda, jangan menyingkirkan mereka lewat pernikahan baru dengan pikiran bisa hidup lebih baik, jika putus asa hitunglah berkat2 yang anda punyai dibandingkan keadaan saya saat itu, dan milikilah Harapan. Jika merasa tak punya harapan, buatlah sebuah dua buah. Tak ada orang yang sama sekali tak memiliki keinginan ( wishes ) atau harapan ( hope ). Jangan takut menghadapi masalah2. Jujurlah pada diri sendiri kemudian pikirkanlah semuanya baik2. Jalan keluar pasti ada walaupun mungkin tidak enak. :) Kalau kehilangan semangat, carilah lewat buku-buku seperti Chicken Soup for the Single's Soul ini.. atau buku lainnya.. Berbicara dengan orang lain yang tidak memahami situasi anda sama saja dengan sia2.. Berusahalah .. terutama bersama anak2 anda..

God Bless U all! With A Good Life :)

Isi Blog ini dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta National dan International. Jika dirasa bermanfaat, silahkan mempublikasikan ulang dengan menyertakan link ke artikel asli di blog ini.

2 komentar:

  1. Salam kenal...nama saya Henrika
    Terima kasih atas share pengalamannya....
    Saya bukanlah orangtua tunggal
    tapi saya sangat tersentuh & salut akan perjuangan hidup mbak & anak2nya
    karena cerita mbak dapat menjadi salah satu "penguat" hidup
    khususnya bagi orang yang mengalami kondisi yang sama
    juga bagi saya nantinya dalam menapaki hidup ke depan
    sekali lagi terima kasih atas sharenya...
    karena jarang ada orang yang mau terbuka ttg kehidupannya
    tetap SEMANGAT mbak.....CAYYYOOOO

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi, Henrika.. ^^
      Thanks komennya... Semangat ya! Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya meski mungkin awalnya sangat mustahil... Jika pelan2 dipikirkan masalah apa pun pasti bisa dipecahkan dengan baik, jadi jangan mudah putus asa.. :) Saya juga, awalnya tidak pernah menyangka bisa memebereskan masalah saya, tapi dengan iman, niat dan tekat kuat... ternyata bisa.. So, jangan pernah menyerah! Hidup terlalu indah untuk disia-siakan.. ^^

      Hapus

Klo menurut teman2 bagaimana? Silakan komen2nya..