Jumat, 03 Juli 2009

Banyaknya teman dan klien ternyata tidak berpengaruh meningkatkan keuntungan?

Denger dari siaran radio D-FM 103,4 beberapa hari ini ternyata sangat memberi masukan...terutama saat mendengar penjelasan Coach Chyntia (semoga betul penulisannya krn cm dengar aja..hehehe) tentang bagaimana caranya meningkatkan margin/selisih keuntungan yg tampaknya kurang dipahami oleh qta selama ini....

Apa itu margin keuntungan? Yaitu selisih antara modal, operasional cost dan harga jual yang artinya menjadi keuntungan bersih qta dari usaha tersebut.

Semua orang berbisnis pasti untuk mendapatkan keuntungan...berapa pun itu...tapi pastinya lebih banyak keuntungan lebih baik kan? :))

Nah...dari penjelasan Coach Chyntia itu saya mendapat tambahan pengetahuan yg membuat saya jadi mengerti lbh baik lagi. Menurut beliau banyaknya jumlah klien tidak menjamin perusahaan kamu pasti oke atau pasti akan dapat untung banyak...hooo bagiamana bisa begitu? Padahal semua org berlomba mencari networking dan teman sebanyak-banyaknya dengan memanfaatkan berbagai situs sosial dan ajang promosi....

Tapi apa yg dikatakan oleh beliau itu memang benar dan reasonable..lebih dari itu juga saya alami sendiri kebenarannya....Menurut Coach Chyntia cara paling tepat untuk membenahi sebuah usaha yang terus merugi adalah memulainya dengan menyortir barang dagangan yang masih ada di stock gudang dan daftar item. Artinya qta hrs mulai memilah mana dagangan yg marginnya tingginya dan prospek jualnya lebih cepat/diminati masyarakat dengan yg tidak atau berpeluang kecil untuk laku. Sebagai cth nih klo dari pemahaman saya....klo kamu punya usaha dg 8 jenis item jualan, maka km hrs memilah dr 8 item itu mana yg selisihnya tinggi-cpt laku dan biaya operasionalnya kecil. Itu yang dijadikan prioritas dagangan. Dengan begitu kamu akan mulai mengumpulkan laba. Barang dagangan yg profit marginnya rendah jangan ditampilkan ataw dicoba sediakan.

Biaya operasional itu termasuk biaya pegawai, biaya antar barang/jasa, dan waktu yang terbuang untuk membuat barang itu terjual. Waktu? Iya...ternyata efektifitas juga termasuk pembuangan biaya. Seringkali qta sungkan untuk menolak permintaan dari klien2 lama utk berbagai kemudahan...cing cai2an klo kata qmi org chinese...gak perhitungan...misal datang saat dipanggil...atw meluangkan waktu extra, atau mengantar gratis, etc....

Tak ada yg salah dengan service itu hanya saja jika mulai mengganggu dan tidak berimbang antara usaha yg diberikan dengan hasilnya maka sebaiknya tidak perlu dijalani.

Efektivitas...langkah berikutnya adalah memecat 'costumer'...waww...hebat ya..bukan memecat pegawai tapi costumer loh....heheehehe....

Dari pengalaman beliau ternyata memecat costumer yang menghabiskan waktu dan rewel justru membuat perusahaan mempunyai lebih banyak waktu untuk bernafas lega (krn lepas dr kerewelan yg tak berguna) dan jadi lebih produktif utk melayani klien2 yg lebih potensial dan membayar....:p yang artinya uang masuk sebagai keuntungan bukan modal plus-plosan....

Mengenai costumer ini...menurut Coach Chyntia bisa qta kategorikan ke dlm 4 golongan:
  • A= Costumer VIP, bagus bayarnya-gak nyusahin-on time-malah suka kasi bonus service!
  • B= Costumer standar, bayar ok-gak cerewet/rewel-biasa layaknya pembeli normal.
  • C= Costumer yang udah mulai 'capee deehhh....', bayar mulai molor-agak rewel-mta bonus mulu...
  • D= Costumer yg masuk kategori 'dodol'.., bayar mesti ditagih rajin2-rewel-menuntut, sedikit2 komplain....
Nah..jenis costumer C dan D inilah yg justru akan menghambat kemajuan perusahaan. Karena sifat mereka yang tidak puas-an dan perfeksionis tapi tanpa memikirkan usaha dan tenaga yg telah qta kerahkan untuk melayani mereka. Misalnya, mereka meminta qta utk datang ke rumah-sdh janjian ternyata mereka gak ada di rumah...nah waktu yg terbuang ini kan sebetulnya bs digunakan utk melayani costumer lain yg lbh menguntungkan.

Jadi selisih keuntungan atau profit margin ternyata juga banyak terpengaruh oleh efektivitas kinerja qta. Dengan memecat costumer2 yg non-profit inilah perusahaan jadi bisa memfokuskan kerjanya kepada klien2 yg layak dan tidak perlu memusingkan penambahan biaya operasional serta armada pegawai. Sebab dengan jumlah staff dan asset yg ada dan pemfokusan layanan hanya kepada klien2 yang oke maka perusahaan bisa mengumpulkan keuntungan yang sesuai.

Networking atau jumlah klien yg banyak itu tidak menjamin perusahaan pasti untung. Malah bisa tambah rugi jika biaya operasional yg dikeluarkan jauh lebih besar daripada pemasukkan, sebab tagihan yang macet artinya modal tidak berputar sedangkan perputaran 1-2 hari saja sdh memakan biaya operasional usaha padahal jumlah nilai tagihan macet tsb tetap/ tidak bertambah. Misalnya qta menagih 1 costumer 3jt dan dia membayarnya dlm 1 minggu..biaya operasional usaha tetap berjalan dlm 1 minggu itu sementara nilai tagihan tetap 3jt..bisa dibayangkan bukan?

Tentu saja qta sebagai pengusaha tetap harus menjaga mutu dan bahkan meningkatkan kualitas layanan. Namun qta juga berhak memilih siapa yg akan qta layani...:))

Dalam hal pengalaman pribadi yg saya katakan tadi...networking saya justru bertambah karena usaha yang berjalan dan bukan kebalikannya. Jadi dari promo usaha secara umum, saya kemudian mendapatkan teman2 baru dr klien yg menjadi teman....dan bukannya dari teman menjadi klien...ini yang betul. Jangan mengandalkan jumlah teman/kenalan. Dengan begitu target usaha dan prospek keluasan akan sangat tak terbatas. :))

Semoga posting ini bermanfaat!



"Originally posting and written by adhinatalia"
search me on any social media using my name -adhinatalia-

1 komentar:

Klo menurut teman2 bagaimana? Silakan komen2nya..